
Puisi Hujan – Dalam posting ini, kami memberikan beberapa puisi hujan yang sangat menginspirasi untuk dibaca. Kumpulan puisi dan puisi tentang hujan ini dapat menjadi sumber apresiasi atas makna dan makna yang dalam dari peristiwa hujan yang bermakna. Ayo dengarkan!
Puisi Hujan Bagian I
Rain dan Nona
Ini cerita tentang hujan di hari minggu
dan rasa tertinggal dari Sabtu lalu
tentang kakek tua yang tidak pernah merasa kasihan padanya
meski senja sudah terlihat
tentang saudara usil yang penuh kasih
Padahal pekerjaan dan tempaan harus dipenuhi sejak usia muda
tentang adik periang yang berkilau
meskipun jari kakinya mengintip dari balik sepatu yang berulang kali disulam ibunya
tentang nenek yang cantik
yang senyum hangatnya memeluk dinginCeritanya tentang hujan di Minggu pagi
dan remah-remah nostalgia di akhir buku harian itu
tentang ayam, kucing, dan kelinci
yang merupakan definisi mimpi
tentang laba-laba rumah, cengkeh dan pala
yang merupakan definisi ceria
tentang lagu dolanan di bawah bulan
yang merupakan definisi tertawa
tentang jajanan pasar yang dibuat oleh nenek tetangga
yang merupakan definisi bahagiaIni cerita tentang hujan minggu lalu
dan segumpal kerinduan
dengan bau harum bumi
–
Hujan Membawa Bayanganmu
Untuk waktu yang lama, saya menyulam fantasi di tirai hujan
atur wajahmu di sana seperti puzzle,
sepotong demi sepotong, dengan memori perekat di setiap sisi
lalu saat semuanya sempurna
Aku membingkai lukisan wajahmu dalam setiap lelehan kerinduan
yang saya simpan di sudut hati saya dengan perasaan sedih
musim ke musim
"Cinta selalu menyimpan rahasia dan misterinya sendiri,
ke langit, ke hujan, "katamu pelan, terbata-bata.
Dan segera, air mata Anda terwujud
seperti sungai deras yang membawaku jauh ke hulu
dimana setiap harapan kita tenggelam disana
Sudah lama sekali, saya pindai sosok Anda di gerimis
memastikan setiap bagian dari mimpiku bersatu
membangun surga di telapak kaki Anda bisa menjadi nyata
tapi selalu, semuanya cepat berlalu
dan menghilang bersama angin di beranda
"Percayalah, aku memiliki hatimu seperti kamu ada di dalam darahku," bisikmu lirih
ketika bayanganmu perlahan memudar di balik hujan rinai …
–
Hujan Malam Ini
Awan hitam bergulung
Itu jadi tanda kehadirannya
Mengalir deras
Dia menabrak bumiTidak ada lagi tanah yang gersang
Tidak ada lagi bunga yang haus
Tidak ada jiwa yang merasa haus
Semua dibanjiri oleh kesejukannyaSemua sekarang juga diam
Tidak ada kata-kata yang terdengar
Semua hanya bisa berharap
Dia datang dengan berkah
Bukan tragedi atau bencana
–
Aku Merindukan Hujan
Aku rindu hujan
di setiap tetes;
di mata Anda
langit keheningan
Aku rindu hujan
di setiap percikan;
sesuai irama Anda
menderu diam
aku merindukanmu
di setiap hujan;
atas namamu
kerinduan yang mengeras
–
Setetes Kenangan dalam Hujan
Karya: Tarisya Widya Safitria
Lalu
Saat semburat merah jingga yang indah
Saat gumpalan kapas gelap menekan cakrawala
Tetesan kehidupan jatuh secara bersamaan
Membombardir ribuan kilometer daratanKesan menguap di tanah
Larutkan dengan keharuman hujan
Di bawah titik kemurahan Tuhan
Menanamkan keindahan manis dari janji masa depan
Penuh kebahagiaan palsu yang ditutupi basahSekarang,
Bertabrakan dengan kesedihan
Menatap tangisan tercela yang menyayat jiwa
Menusuk hingga kerinduan meledakDengan satu nafas putus asa
–
Di Setiap Hujan
ada lagu yang sama diulang di setiap hujan
lagu yang manis tapi cukup mengiris
memancing tawa, air mata sesekali, dan seringai
ada cerita yang berulang, berdering lagi di setiap hujan
cerita manis untuk dilupakan
tapi pedis harus dikenang sedemikian rupa
ada sensasi emosi yang berulang di setiap hujan
detak jantung
tapi menghangatkan jiwa
Padahal nanti, saya tahu, ada buku yang perlu ditutup rapat
nikmati hujan
sambil mendengarkan lagu-lagu lama
sambil mengingat cerita lama
dan biarkan sensasi emosional yang sama,
mengambang di udara …
Makassar, 24 Oktober 2011
–
Anda pikir hujan telah berhenti
Oleh: Mohammad Roni Sianturi
Anda pikir hujan baru saja reda, Bung?
Anda pikir tidak ada yang tersisa?
Ah,
Meninggalkan genangan di hati.
Besok, lusa, dan saya akan mengingat genangan air ini
Betapa basah hatinya; tergenang kata sedih
Apa yang Anda katakan sendiri
Di depan mata dan telinga Anda.Teman,
Anda pikir hujan telah berhenti,
Anda tidak sadar; air menggenang di hati
Kata yang Anda ucapkan; badi
Dan sekarang; Anda hanya menatap
Berpura-pura lupa dan suka berbasa-basiMenyengat dan menyengat …
Kata-katamu bagus; menyayat hati.
–
Hujan Lagi
lagi hujan
untuk kesekian kalinya
mengingatkanmu
Mengingatkanku
tentang bintik
masalah waktu sebentar
lagi hujan
menetes di kedua pipinya
basahi kamu
basahi aku
tentang mengenang
masalah air mata
lagi hujan
dari kata yang Anda sebut puisi
namamu
namaku
tentang cinta
soal rasa yang tak pernah berhenti
lagi hujan
membekas di hati
Puisi Hujan Bagian II
Saya menyambut hujan
Oleh: Ely Widayati
Detik waktu berlalu meninggalkan teman
Keringnya mendera mulai bosan
Tanaman rimpang menyembunyikan cabang
Rerumputan kering membuat laparSaat hujan datang
Meskipun penurunan rinai kecil
Mereka menyukai bau hujan Anda
Hadirkan kesejukan riang di hatiTawa Anda menyehatkan tanah
Padahal di sini ada air dalam diriku
Tapi aliran hujan lebih berkah
Air alami yang diciptakan oleh AllahSaya menyambut musim hujan ini
Dengan senyum tulus dari lubuk hati
Agar alam tidak ternoda
Agar hujan tidak dicaci maki.
–
Ingin tahu
Detik demi detik saya selalu merindukan
Merindukan sesuatu yang akan datang
Sesuatu yang telah menjadi bagian
Dan bagian itu adalah hidupku
Dan selama ini saya selalu sabar menunggu
Menunggu sesuatu yang akan datang
Dan menunggu kehadiran ceritanya
Yang selalu membuatku penasaran
Saya tidak tahu kenapa ketika sesuatu datang
Saya selalu penasaran tentang dia
Penasaran dengan cerita yang dibawanya
Apakah cerita itu sedih atau bahagia
Dan sekarang ada sesuatu yang kembali
Apakah dia membawakan cerita kali ini untuk saya
Yang jelas dia membuatku penasaran
Kisah ceritanya
Hujan …
Sesuatu itu adalah hujan hujan yang turun dari langit
Dengan membawa ribuan cerita bersamanya
Melalui tetesan yang jatuh itu
Banyak yang merasa bahagia
Dan dia membuat banyak kesedihan yang dirasakan banyak orang
Dan kali ini hujan
saya tidak tahu
Apakah ini hadiah atau peta …
–
Mutiara Kecil
Oleh: Endang Kurniawan
Lihatlah tetesan hujan berirama
Menyampaikan cerita dalam drama
Kesejukan menghapus semua bentuk kesedihan
detailnya menggambarkan garis di kuilKebahagiaan ini tidak akan pernah terlewatkan
Saat mutiara kecil mengalir indah di wajah Anda
Sampai jari-jari kecil ini beristirahat sambil bertumpu pada lapisan permukaan yang lembut dan dinginLangit menangis saat wajahmu meneteskan air mata
Ceritanya tampak terlihat, tetapi tidak terlihat
Mutiara kecilnya mengalir untuk menyampaikan sejuta harapan
Harapan yang saya tulis dalam ayat cerita tersebutMutiara kecil di wajahmu
Bersinar seperti matahari di sore yang kelabu
Ceritanya penuh dengan kenangan manis seperti madu
Sampai kita tidak menyadarinya, jiwa kehilangan kerinduannya.
–
The Purposeless Traveler
Saya pasti berjalan di jalan
Tapi dengan langkah lambat, tanpa tujuan
Tidak tahu arah mana yang saya tuju
Saya terus berjalan dan berjalan
setuju di hati siapa yang tahu apa yang dia katakan
meski mendung …… Aku terus berjalan di atasnya
padahal hujan, saya tidak pegang
biarkan seluruh tubuh menjadi basah dengan setiap tetes sinarnya
bahkan kendala Guntur tidak menghentikan saya untuk berteduh
Aku percaya…
Usai hujan pelangi cantik diganti padahal bukan pelangi
sinar hangat pasti menyinari hati …
jadi terkadang hati nurani
Saya tidak pernah bisa menebak
seperti rencana Tuhan yang indah jalannya yang curam
terkadang membuatku berkata "ya"
terkadang menyuruh saya untuk mengatakan "tidak"
tapi kekuatan apa….
Biarkan saya berjalan dan terus berjalan
Bahkan tanpa gol
Tapi pasti teruskan
Sampai jumpa lagi … bidik dirimu sendiri
Dengan sendirinya menunjukkan dirinya
Dengan matahari dan
Sisa hujan di pagi hari
–
Saat hujan suatu sore
menabur hujan keheningan sore ini
menggedor kata getar
puisi tertulis menghilangkan keheningan
memadukan jarak itu sendiribunga tumbuh
antara jendela, kursi, dan meja
Nona pasti dikenal
terbuka dalam nafasmuujung jari yang selalu
Sentuhlah itu
melebur ke dalam irama waktu
–
Kenangan tentang Hujan Basah
Rayhandi
Dalam basah ingatan tersangkut
Melayang untuk mengingat bayangan yang membara
Tampak warna di mata
Saya kira ingatan tentang menari bernyanyi berputar
aku masih ingat
Realitas yang menggenggam
Panas naik melawan dingin
Dibawa sampai ke hati
Saya tidak mau lupa
Rasa di bidang merah masih hidup
Di bayang-bayang barat rasa itu aku gantung
Dengan hujan itu mencair
Saat itu hujan deras
Merangkak untuk membuka
Hard rock memukul saya
Tergoda untuk melakukan apa
Saya belum larut menjadi abu
Aku masih kenangan yang tidak akan hilang
Menjadi sepertiga dari kenangan yang hidup di malam hujan
Saya masih cerita untuk hari ini dan selamanya.
–
Terima kasih Rain
Rayhandi
Terima kasih hujan
Terima kasih, kami tidak kering
Terima kasih, kami bisa minum air
Berkat Anda kami sehatTerima kasih hujan
Terima kasih, kami basah kuyup
Kami tidak gersang
Kami selamat dari kekeringanTerima kasih hujan
Karena cipratanmu
Tanaman menghilang karena pengeringan
Terima kasih hujanTerima kasih hujan
Tanaman petani yang subur basah
Air di sumur melimpah
Semuanya karena kamu hujanTerima kasih hujan
Terima kasih telah menelan
Semua hijau, air, katak bersyukur
Karena kamu mereka hidup
Terima kasih.
–
Hujan Kematian
Oleh: Lulu & # 39; atul Puadiya
Tanduk merunduk menjuntai dzikir kematian
Sujud di barisan tentara
gemuruh hujan membasahi tubuhnya yang lusuh
Lumpur mulai menyebar ke sungai tanpa jejak
Sajak menangis bisa terdengar dari lubang tanpa tulangnya
Kasihan…
Penantian di tengah tangisan hujan
Penantian terpaksa harus menunggu
Mengingat kematian semakin dekat
Saat jubah kebesaran berdiri
Seperti mencabuti tubuh yang tak berdaya
Teriakan itu hancur
Lidah tanpa tulang itu bergetar….
Menahan rasa sakit kematian.
Puisi Hujan Bagian III
Senja Basah
Oleh: Putry Kata
Oranye itu menggoda
Jejak kita tanpa jejak
Pada hujan sore itu
Saya berharap tanpa salah
"Jika kita adalah takdir
Datang dengan cinta tanpa khawatir. "Di masa lalu, melantunkan cinta di senja basah
Apakah kita saling menyapa
Melalui kontak mata
Telusuri kata tanpa suaraBintik yang jatuh pada senyumanmu
Bikin aku cemburu
"Aku sangat ingin memeluk lesung pipit
Yang sangat tampan "Hari ini, malam masih basah
Tapi cinta kita, yang tersisa hanyalah sebuah cerita.
–
Menembus Debu dan Angin
Rayhandi
Terjun dari sam & # 39; a biru
Melalui debu dan angin
Bertengger di rel akar hijau
Masukkan kayu dorong ke dalam akar
Membekukan kesepian sampai embun
Beri minuman hijau kering
Mengganti layu menjadi segar
Mengganti dari kering menjadi basah
Saat aku sampai di ujung jalan
Tetesan air menghancurkan tanah
Memukul berongga
Membawa semua hawa dingin ke tempat kekasih berada.
–
Come Your Mercy
Angin kegembiraan memberi kabar kedatangan Anda
Penduduk asli sangat senang menyambut Anda
Saya terus menunjukkan rasa terima kasih mereka
Terangnya dunia tiba-tiba berubah suram menjadi malam
Tapi …… kesuraman malam dunia bukanlah malapetakaTapi tetesan cinta dari kholiq
Bumi yang bergolak karena dosa manusia
Berubah menjadi berkah
Rerumputan setengah mati
Berubah menjadi makna
Memberikan manfaat bagi orang duniawi
–
Hujan dan kebersamaan
Hujan ini mengingatkanku pada mimpiku
Kami pernah menjalankan kebersamaan
Semua orang menari imajinasi yang disampaikan
Melalui kertas putih tidak diharapkan
Langit gelap
Air !! jatuh tanpa memberi kesempatan
Hawa dingin menembus pori-pori tubuh
Gairah tetap tak terbantahkan
Beberapa tidur kesakitan
Beberapa merenung dalam kesendirian
Ada keraguan dalam pengirimannya
Ada juga cinta dalam kebersamaan
Cintai aku dengan mata tajam !!
Ada kerinduan yang terlalu dalam
Seperti tanah gersang yang merindukan hujan
Cinta saat hujan reda
Adakah kebersamaan kita untuk tetap terjaga
Setiap peristiwa melahirkan suka dan duka
Dan penyebab kekacauan mental
–
Hujan Lagi
Hujan lagi
untuk kesekian kalinya
mengingatkanmu
Mengingatkanku
tentang bintik
masalah waktu sebentarlagi hujan
menetes di kedua pipinya
basahi kamu
basahi aku
tentang mengenang
masalah air matalagi hujan
dari kata yang Anda sebut puisi
namamu
namaku
tentang cinta
soal rasa yang tak pernah berhentilagi hujan
membekas di hati
–
Kerinduan saya
Kampret Ibenk
Meringkas kumpulan jari hari ini
Putar kembali kenangan
Nona bakar
Padamu
Dengar itu
Angin bernyanyi
Bawalah kerinduan untuk Anda
Yang beku itu berwarna biru batu
Mungkin bulan terlalu sepi
Tukarkan kerinduan saya
Dihalangi oleh hujan
Memanjang
Dingin
Selimut dalam keheningan
Menunggu kabar tentangmu
Senang atau sengsara, saya tidak tahu
–
Hilang Kerudung
Bambang Priatna
Tolong bawakan saya sapu tangan putih
Itu adalah hadiahmu yang pertama
Saat aku basah kuyup
DenganmuAnda menyeka ayunan dahi Anda dengan lembut
Saya baru saja menutup menikmati
Sebagai seorang bayi
terhormatDalam kobaran lentera kecil
Bintik-bintik itu masih terdengar
Malam terbuai
KehangatanTapi sekarang, hujan sangat menyedihkan
Tanpa menyeka, kerinduan
Hahaha
Berkaca
–
Persimpangan Berhenti
Oleh: Rizqi Amalia
Dibawah hujan
Payung langit hitam
Aku berjalan untuk mengambil reruntuhan kenangan
Pertemuan di perhentian perpisahan
Senyuman tercipta dari tatapan yang tidak disengaja
Salam memecah keheningan
Semoga hujan enggan reda
Tanpa merasakan dada berdebar tidak perlu
Musim telah berlalu, melahap detik-detik yang semakin cepat
Tentang Anda, membingkai sisi hati
Siluet kerinduan yang memahat senyum
Tapi kekalahan itu mendahului pertemuan
Setelah kamu pergi
Hujan tidak lagi sama
Tempat itu membawa aroma kamboja
Segenggam kesungguhan untuk melepaskan langkah Anda di alam sana.
Puisi Hujan Bagian IV
Ceritaku tidak ketinggalan hujan
Oleh: Bukamaruddin
Aku adalah tanah kota
kekeringan abadi mendekati aspal dan betonSaya tidak bisa lagi menjadi orang yang teduh
seperti pohon pinggir jalan yang kini enggan berdaunSaya tidak bisa lagi menjadi manusia lumpur
seperti kesederhanaan tanah dan ingatannyaDi sini kisah cinta membantu
tunggu tidak lagi patuh
rindu tidak perlu lagiJika Anda benar-benar tiba
lalu aku minta gerimismu
karena hanya itu yang membuat saya tidak meluapJika Anda terus datang
maka aku suka pelangi mu
karena hanya itu yang tidak membuat saya komplain.
–
Nona Gantung
Agung Wig Patidusa
Malam tercurah hujan keheningan
Bulu samar itu mengerang
Petir berubah menjadi merah
Hujan!
Nada gelap nafas bersenandung
Cepat pergi
Lebih lanjut
Disimpan
Nona tergantung di antara keheningan
Nala mencengkeram jerat
Bentrok kebisingan
Memuakkan
Kala Sukma menyimpan pertanyaan
Apakah saya akan mampir?
Hangat dalam cinta
Melekat
Jangkar yang lusuh tidak berlabuh
Menunggu cinta terhanyut
Sentuhan nyata
Meraih
–
Realitas Dibalik Hujan
Oleh: Tista Apriyandani
Pergilah….!
Kubilang terbakar seperti kilat membelah kesunyian
Semakin banyak kebohongan yang menyakiti hatimu
Saya tidak berpikir seberapa jauh langkah kaki tersebut
Melambai badan tenggelam tidak peduliSurat terbuang …
Sepotong kertas yang menjuntai menari-nari di atas pena
Hujan bersaksi bahwa Anda menembus jantung mata
Sedih saat merasa sedih, saya menyapa tubuh saya
Pergilah, tolong hati sayaSabar…
Hati manusia terkelupas Sarangnya terluka
Meninggalkanmu seperti telur yang pecah tidak berguna
mencintaimu seperti mayat di balik peti mati
Relung tangisan semakin terbelah, rasa sakit meranaTidak peduli…
Berlarilah sesuka Anda mengejar kapas yang tercoreng
Aku enggan berlari menggapai gerimis cinta
Sesak hati bergema kaku tenggelam di kuburan
Bibirmu tidak mau dimaafkan, kamu kejam seribu kebohongan.
–
Beritahu Rain
Bambang Priatna
Rasa ini sangat mistis
Seperti bayangan bulan
Goyang pelan
Berirama
Matanya tampak melebar
Windy, obrolan parau
Kerut daun
Retak
Sebentar lagi senja
Katakan pada hujan
Bukan rayuan
Semoga
–
Pertemuan Hujan dan Senja
Oleh: Windarsih
Tetesan air menyelimuti rona senja
Senyuman sepasang orang yang memakai payung oranye
Bumi telah tersentuh oleh infiltrasi manis hujan sore
Tangan digosok saat pintu surgawi terbuka
Hujan ajaib tidur di relung kerinduanPertemuan perpisahan bergiliran tanpa salam
Seperti kilatan petir yang membelah langit tanpa memandang waktu
Setara dengan air hujan bila rasa lara turun
Menatap pemegang pegangan payung oranye hitamSaya melarang langkah saya sebelum hujan berhenti menangis
Cari kejelasan di antara untaian rambut jet Anda
Nona mendarat selama pemerintahan kering bagiku
Pertemuan itu berima di bawah bunga payung hujanTenangkan jiwa dua manusia yang menyembah ritme tetesan air
Kenangan akhir Desember memeluk perbatasan senja
Anda dan saya tidur dengan manisnya air dirgantara.
–
Anggota Rinai
Oleh: Peti Rahmalina
Rinai mendatangi saya ketika saya sedang menepi
Senyawa renyai hidrat memecah keheningan
Semua kesan tentang dia memenuhi gambaran itu
Kembali ke ilusi puisi
Rangkaian harapan yang saya ciptakan hancur
Dia pergi ketika rinai datang untuk mengisi alam semesta tanpa konten
Serenada sad menciptakan keanggunan
Rasa sakit yang Anda berikan, saya sangat membenamkan diri dalam hujan
Luka menyebar setiap kali rinai jatuh
Sembunyikan air mata, jeritan kekecewaan
Dalam cinta yang tidak memiliki bentuk
Rinai menyembur
Rinai menghela napas
Dalam kerinduan itu tidak berarti apa-apa
Rinai putus asa
Jadi tidak ada yang membuat Anda ketinggalan.
–
Seperti Hujan
Oleh: Michra Fahmi
Mereka bilang aku aneh …
Karena saya selalu menunggu air turun dari langit
Mereka juga bilang aku gila
Karena dia suka bercerita sampai hujan
Mereka selalu menjauh saat menyapa
Sedangkan aku selalu menyapanya dengan riangAnda benar tentang hujan, ada aroma bumi yang tersentuh
Dan selalu menginspirasi rasa kerinduan diantara kita
Saya harap Anda tahu bahwa Anda telah melupakan hujan yang menyatukan kita
Saat bersama-sama tersenyum memandangi langit hitam dan hujan lebatAnda mengajari saya untuk menjadi seperti hujan di malam hari
Untuk harapan dan kerinduanku pada seseorang
Nah …
Hujan tidak pernah lelah meski sudah malam
Dan juga jangan mengharapkan pelangi.
–
Nona Novena
Oleh: Dikha Nawa
Lembar keenam, saya mulai lagi dengan mengingat Anda
Tentang kerinduan saya yang belum tersampaikan
Saat gerimis menyambutku
Diantara bau remah-remah tanah yang basah
Betapa sulitnya itu
Sangat sulit untuk menahan kecepatan …
Entah berapa spotnya
Saya akan menjelaskan bayangan Anda
Bersihkan senyum Anda saat itu
Di sini masih terasa sama
Kosong, seperti kesepian ini
Sampai aku tidak tahan lagi, hatiku menahan penyangkalan ini …
Kalau saja saya bisa
Melawan kecepatan waktu
Kalau saja begitu
Tidak bersumpah untuk membencimu.
Puisi Hujan Bagian V
Terlalu indah
Dulu saya tidak suka, tapi sekarang berbeda
Bersyukurlah untuk setiap bagian yang dihadirkan oleh takdir
Penerimaan menjadi lebih dewasa, kurasaHujan… bertahan lebih lama
Pintuku memohon untuk langit
Hujan deras terkadang memancing petir untuk mengomel
Saling bersaing menunjukkan taringPemanasan hebat di tengah hujan yang dingin
Hujan membasuh 100 hari kenangan dalam keheningan
Bawalah jiwa baru untuk menebus masa laluku yang kelamPesona lain tidak pernah tersentuh
Mata pengharapan saya adalah tujuannya
–
Memori Tetesan Hujan
Oleh: Setia Erliza
Daun hijau panjang
Menutupi mahkota dari hujan
Menuju samudera pengetahuan
Beberapa tahun lalu
Saat saya masih SD
Memori daun pisang menjadi syair cerita yang mengharukan
Menempa cerita di musim hujan
Basah?
Ayah, hujan deras menerpa tubuhmu
Sambil menggigil kamu pegang tanganku
Itu jelas dari tangan Anda yang keriput
Bimbing aku di bawah guyuran hujan
Daun pisang mengukir cerita haru
Ciptakan kenangan indah tanpa akhir
Antara aku, ayah dan hujan.
–
Make Me Rain
Oleh: Afifatur Rohman
Buatkan aku hujan
Saya akan melukis cerita dengan muara air
Saya akan membangun bendungan yang penuh dengan cinta
Aku akan mengisi jiwamu dengan kerinduanAjari aku untuk hujan
Agar saya bisa mengobati dahaga Anda
Haus akan ledakan kerinduan
Menyalurkan kesejukan di tubuh basah AndaBiarkan aku menjadi hujan
Saya ingin menyajikan musik dengan kejatuhan saya
Buat ketegangan pada dinginnya cinta AndaTapi, ini janjiku
Tidak ada petir yang membuatmu membenciku.
–
Surat cinta
Saya menulis surat ini
saat gerimis
seperti suara drum yang tidak terlihat,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
O, Narti sayang,
Aku cinta kamu!
Saya menulis surat ini
saat langit menangis
dan dua burung belibis
bercinta di kolam renang
seperti dua anak nakal
jenaka dan manis
ekor yang bergoyang-goyang
dan menggetarkan bulu,
O, Narti sayang,
kupinang kamu untuk menjadi istriku
Saya menulis surat ini
saat gerimis
karena langit
gadis manja dan manis
menangis untuk mainan.
Dua anak nakal
bercanda di selokan
dan surga iri padanya
Hai Dik Narti
saya mau kamu
jadilah ibu dari anak-anakku!
******
Inilah kumpulan puisi hujan terbaik yang bisa dibagikan kali ini. Semoga kumpulan puisi dan apresiasi makna hujan ini dapat memberikan inspirasi dan ide untuk menciptakan karya sastra yang bermakna. Terima kasih!
Posting Puisi Hujan muncul pertama kali di Kozio.com.